Pemerintah memberikan prioritas utama dalam peningkatan kesejahteraan sosial yang merupakan kelompok masyarakat yang kurang beruntung (disadvantage groups), khususnya keluarga miskin. Di mana dalam kesejahteraan sosial ini, dilakukan berbagai cara dan pelayanan agar keluarga-keluarga miskin dapat meningkatkan kualitas hidupnya menuju pada keluarga sejahtera lahir dan batin, yaitu dengan dapat terpenuhi semua kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Semisalnya saja pendidikan yang terjangkau bahkan gratis, hunian dengan harga perumahan murah, dan juga pemeriksaan kesehatan gratis.
Di dalam rangka membangun keluarga sejahtera yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas keluarga agar dapat tercipta perasaan aman, tenteram dan juga munculnya harapan akan masa depan yang baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batinian, dimana suami dan juga isteri harus dapat melaksanakan peranan dan atau fungsi sesuai dengan kedudukan dan fungsinya. Dengan demikian, maka keluarga akan mampu menjadi suatu unit terkecil dalam masyarakat yang bukan hanya berfungsi sosial budaya saja, akan tetapi juga berfungsi secara ekonomi. Apabila tekanan fungsi suatu keluarga secara tradisional adalah fungsi reproduktif - yang dari generasi ke generasi mengulangi fungsi yang sama – kemudian telah berkembang ke fungsi sosial budaya. Namun, akhir-akhir ini keluarga diandalkan untuk suatu tugas yang lebih luhur yaitu, sebagai salah satu wahana untuk mencapai tujuan pembangunan.
Hal ini jelas menyebabkan keluarga perlu mempersiapkan diri dalam keterlibatannya sebagai agen pembangunan di sektor ekonomi produktif (Yaumil C. Agus Achir, 1994). Menurut Soetjipto (1992), kesejahteraan keluarga adalah terciptanya suatu keadaan yang harmonis dan terpenuhinya kebutuhan jasmani serta sosial bagi anggota keluarga, tanpa mengalami hambatan yang serius di dalam keluarga, dan dalam menghadapi masalah-masalah keluarga akan mudah untuk di atasi secara bersama oleh seluruh anggota dalam keluarga, sehingga standar kesejahteraan kehidupan keluarga pun dapat terwujud. Konsepsi itu mengandung arti bahwa, pencapaian kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi yang harus diciptakan oleh keluarga dalam membentuk keluarga yang sejahtera. Adapun sebuah keluarga sejahtera merupakan model yang dihasilkan dari usaha kesejahteraan keluarga.
Di dalam rangka membangun keluarga sejahtera yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas keluarga agar dapat tercipta perasaan aman, tenteram dan juga munculnya harapan akan masa depan yang baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batinian, dimana suami dan juga isteri harus dapat melaksanakan peranan dan atau fungsi sesuai dengan kedudukan dan fungsinya. Dengan demikian, maka keluarga akan mampu menjadi suatu unit terkecil dalam masyarakat yang bukan hanya berfungsi sosial budaya saja, akan tetapi juga berfungsi secara ekonomi. Apabila tekanan fungsi suatu keluarga secara tradisional adalah fungsi reproduktif - yang dari generasi ke generasi mengulangi fungsi yang sama – kemudian telah berkembang ke fungsi sosial budaya. Namun, akhir-akhir ini keluarga diandalkan untuk suatu tugas yang lebih luhur yaitu, sebagai salah satu wahana untuk mencapai tujuan pembangunan.
Hal ini jelas menyebabkan keluarga perlu mempersiapkan diri dalam keterlibatannya sebagai agen pembangunan di sektor ekonomi produktif (Yaumil C. Agus Achir, 1994). Menurut Soetjipto (1992), kesejahteraan keluarga adalah terciptanya suatu keadaan yang harmonis dan terpenuhinya kebutuhan jasmani serta sosial bagi anggota keluarga, tanpa mengalami hambatan yang serius di dalam keluarga, dan dalam menghadapi masalah-masalah keluarga akan mudah untuk di atasi secara bersama oleh seluruh anggota dalam keluarga, sehingga standar kesejahteraan kehidupan keluarga pun dapat terwujud. Konsepsi itu mengandung arti bahwa, pencapaian kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi yang harus diciptakan oleh keluarga dalam membentuk keluarga yang sejahtera. Adapun sebuah keluarga sejahtera merupakan model yang dihasilkan dari usaha kesejahteraan keluarga.
No comments:
Post a Comment