Monday, July 8, 2013

Harga Properti Dunia pun Terus Meningkat

Harga Properti Dunia pun Terus Meningkat - Melonjaknya harga properti sepertinya sedang terjadi di berbagai belahan Negara maju dan berkembang. Kenaikan yang terjadi secara serempak di hampir seluruh dunia ini menunjukkan peningkatan harga properti yang mencapai 6,6 persen sejak Januari hingga Maret 2013.

Menurut Global House Index Knight Frank, pertumbuhan harga properti tersebut merupakan tertinggi sejak kuartal ke-2 tahun 2010. Hong Kong telah mencatat lonjakan paling drastis harga perumahan seluruh kelas, dengan angka 63 persen. Jadi kini jangan berharap harga perumahan murah akan mudah didapatkan,

Meskipun pemerintah setempat telah melakukan langkah-langkah sebagai bentuk pengetatan, tetap saja tidak dapat mengendalikan harga yang semakin menurun bahkan hingga 28 persen ketimbang pada tahun 2012. Hal itu berimbas pada harga properti di China Daratan yang sementara ini ikut melambung hingga 23,8 persen dalam 12 bulan terakhir dan 10,7 persen pada kuartal pertama tahun 2013 ini.

Dunia properti tampaknya kian "memanas". Karena semua wilayah mencatat kenaikan, termasuk di Timur Tengah yang juga memperlihatkan kinerja terbaik yang dimilikinya. Knight Frank pun melaporkan, Amerika Serikat tumbuh mencapai 10,2 persen per tahun. Angka tersebut jelas merupakan tingkat pertumbuhan terbesar sejak tahun 2006. Peningkatan lebih tinggi dialami Afrika Selatan. Negara ini mencatat kenaikan harga 13,3 persen per tahun. Momentum Afrika Selatan ini terkait dengan bertambahnya kekayaan bagi kelas menengah, dan juga mereka semakin percaya diri membeli properti sebagai investasi. Berbeda halnya dengan Eropa.

Negara-negara di benua ini seolah menolak arus utama sedang terjadi. Pasca krisis keuangan, pasar Belanda memperlihatkan penurunan harga yang cukup sebesar yaitu 8,3 persen pada tahun ini. Hal tersebut juga dipicu oleh meningkatnya utang rumah tangga dan jumlah masyarakat yang menjadi pengangguran. Demikian juga Yunani, mengalami penurunan 11,8 persen, diikuti Hungaria. Eropa memang terbelit masalah besar. Namun, kinerja negatif juga ditunjukkan oleh Jepang dan juga Korean Selatan. Selama 12 bulan tak pernah ada pemulihan